LORONG WAKTU
Lorong waktu dan penjara ruang
Adalah tempat hidupku berbaring
Menata kebaikan sekaligus menumbuh kembangkan
Dimana ketika pohon-pohon tumbang sibuk memeluk api
Barangkali batang tubuhku “kayu bag i neraka”
Dibiarkan terbakar sia-sia oleh usia
Di antara lorong-lorong panjang beraspal baja
Di situlah wajahku menepi
Menangisi harapan yang tak pasti
Di antara gedung-gedung perak keramik emas
Di situlah aku sendiri menangis
Menyesali hari kemarin
Sebab aku selalu mengalpakan ayat-ayat tuhan
TUHAN,
Terangi aku dengan cahaya-Mu
Bila aku berjalan di lorong gelap
Ketuklah pintu hatiku dangan rahmat-Mu
Bila aku sedang alpa pada shalat
Idzinkan aku melewati sirathul mustaqim-Mu
Dan” bismillahirahmanirrahim”
Kini aku mulai menata diri
14-04-2010
Masjid Jami’ An-nuqayah
I’TIKAF SUBUH
Di antara pohon-pohon yang duduk khusyuk
Mendiamkan diri
Aku mabuk menangkap tuhan
Lewat dzikir-dzikir burung pagi
27-04-2010
Bumi Annuqayah
PENGUNGSI
Akulah hewan pengungsi yang terjatuh
Dari punggung bulan Hawa dan Adam
Sebab engkau gagal merengkuh iman
Lalu kemudian aku senantiasa diam
Menabung nafas
Menyalakan kenangan mimpi yang tengah padam
Di gubuk bar-bar alam
Yang bernama “teka-teki”
Dan setelah malam purba
Aku ingin pulang ganti baju
Ketanah asal bulan-Mu bulan negeriku
Rumah abadi bagi kehidupan
Bukan pengungsian
22-04-2010
Guluk-guluk