Pengikut

Minggu, 17 April 2011

2010


LORONG WAKTU

Lorong waktu dan penjara ruang
Adalah tempat hidupku berbaring
Menata kebaikan sekaligus menumbuh kembangkan
Dimana ketika pohon-pohon  tumbang sibuk memeluk api
Barangkali batang tubuhku “kayu bag i neraka”
Dibiarkan terbakar sia-sia oleh usia 

Di antara lorong-lorong panjang beraspal baja
Di situlah wajahku menepi
Menangisi harapan yang tak pasti
Di antara gedung-gedung perak keramik emas
Di situlah aku sendiri menangis
Menyesali hari kemarin
Sebab aku selalu mengalpakan ayat-ayat tuhan

TUHAN,
Terangi aku dengan cahaya-Mu
Bila aku berjalan di lorong gelap
Ketuklah pintu hatiku dangan rahmat-Mu
Bila aku sedang alpa pada shalat
Idzinkan aku  melewati sirathul mustaqim-Mu
Dan” bismillahirahmanirrahim”
Kini aku mulai menata diri

                        14-04-2010   

                        Masjid  Jami’ An-nuqayah
 
I’TIKAF SUBUH

Di antara pohon-pohon yang duduk khusyuk
Mendiamkan diri
Aku mabuk menangkap tuhan
Lewat dzikir-dzikir burung pagi

27-04-2010
Bumi Annuqayah



PENGUNGSI

Akulah hewan pengungsi yang terjatuh
Dari punggung bulan Hawa dan Adam 
Sebab engkau gagal merengkuh iman

Lalu kemudian aku senantiasa diam
Menabung nafas
Menyalakan kenangan mimpi yang tengah padam
Di gubuk bar-bar alam
Yang bernama “teka-teki”

Dan setelah malam purba 
Aku ingin pulang ganti baju  
Ketanah asal bulan-Mu bulan negeriku
Rumah abadi bagi kehidupan
Bukan pengungsian

22-04-2010
Guluk-guluk

KOLAM PUISI

MALAM PERTAMA SEUSAI PERKAWINAN SIANG

Aku telah hijrah kelangit lain, kelangit kama rmu
Barangkali ruang terakhir bagi dunia kehidupan

Malam pertama seusai perkawinan siang
Nyala liln dan lampu kecil kau matikan dengan diam
Aroma parfum serta wewangi zaitun lainnya
Sisah dari siang yang dipakai menusuk ruang hidung
Menyalakn lampu-lampu nafsu

Dengan sengaja aku meraba batang tubuhmu
Penuh birahi
Benjolan sepasang tanah di ladang dadamu
Tak mampu kuratakan dengan cangkul palma ku

Namun engkau malah meronta menggeliat penuh
Selangit nikmat
Ketika separuh lobang lengket satu-satunya hadiah milikmu
Tersumbat tongkat yang warna cokelat
Juga satu-satunya hadiah milikku

Malam pertama seusai perkawinan siang
Aku ingin ejakulasi seratus kali lagi
Menikmati hidup dan tak ingin mati
Setelah sah engkau –
                                    Jadi milikku

                        10-04-2010
                        Ruang gela p  

RUMAH CINTA

Sejauh tajuk aku berpeluk
Mengitari taman bunga didadamu
Lalu aku pulang kerumah cinta
Bersama rindu

                        15-04-2010
                        Lubangsa.

SEPIKU YANG KESEKIAN

Seperti biasa berulang
Aku duduk telanjang mengenangmu
Dikursi alam

Hangat air mata tumpah
Membanjiri rumah laut
Entah siapa yang akan memakan sepi
Jam ruang yang tak berisi

Ingin kulipat malam
Lalu kubentangkan kalender sunyi
Diatas arloji diatas hari-hari kesepian
Mengenangmu
                       
                        15-04-2010
                        Lubangsa.

MALAM PERTEMUAN

/1/
Aku pergi ke pesta
Dengan tubuh yang paling sutra
/2/
Dibibirmu, aku ingin memakan bulan
Sampai habis batas musim.

                        15-04-2010
                        Lubangsa.

KOLAM PUISI

NARASI SIANG TENTANG LUKA
-Buat Roro Andiny

“Kau lukaiku dengan tombak lisanmu
Semenjak denting waktu mengepul rindu”

Kala itu…aku benar-benar terluka oleh ulah cinta
Tak usa h kau palingkan muka ; katamu
Sebab di balik malam telah tersimpan berjuta cahaya
Begitu juga dengan cinta ; katamu lagi
Sambil menyumbat sepasang telingaku dengan
Sebajan air mata
Dan barangkali aku tak kuasa meracik kata
Tuk menjadi sebuah bumbu cinta

Kau-aku bagai Dewana mengelana rung dan lesak waktu
Tak pulang-pulang mengejar rindu…
                        -hingga lelah
Jadi nyala api menjalar bakar jiwa
dan rongga tubuh
                        07-04-2010
                        Lubangsa  



CATATAN DARI BILIK HIJAU

Segala sunyi telah sah jadi milikku
; pun ENGKAU…
-         bila kurindu

07-04-2010
Bilik hijau

AKULAH PEMBURU KATA YANG RAHASIA

Kulayarkan imaji, kesumsum langit
Bahkan hingga peru t bumi, namun tak kutemukan apa-apa
Kecuali sebilah lelah dan asap dupa
Mengepul dari sekerat mulut matahari

Siang yang menyambalewa lindap keruang juana
Mambekukkan sendi-sendi kecil tempat Khidir duduk bertapa
Lalu sepasang bintang datang menjemputmu
Dan membawamu pergi kenegri Planet
Sehingga aku kehilangan jejak dalam sajak

Kemudian kelelawar-kelelawar buta
Mencari malam keliang waktu
Melacak jejak dari jalan terjal yang paling purba
Serentak belok kan an mencuri jarak

Dan aku terus berlari mengejar pendar
Melacuri siang kata-kata
Hingga pada sepasang jingga matamu
Baru kutemukan lima huruf abjad yang rahasia
Kemudian kurangkai menjadi kalimat paling sempurna
Dan tentunya hasil lacak jejak pasak
Meski dalam sajak
Tolong jangan di sobek

                        08-04-2010
                        Lubangsa  
           

MALAM PERTAMA SEUSAI PERKAWINAN SIANG

Aku telah hijrah kelangit lain, kelangit kama rmu
Barangkali ruang terakhir bagi dunia kehidupan

Malam pertama seusai perkawinan siang
Nyala liln dan lampu kecil kau matikan dengan diam
Aroma parfum serta wewangi zaitun lainnya
Sisah dari siang yang dipakai menusuk ruang hidung
Menyalakn lampu-lampu nafsu

Dengan sengaja aku meraba batang tubuhmu
Penuh birahi
Benjolan sepasang tanah di ladang dadamu
Tak mampu kuratakan dengan cangkul palma ku

Namun engkau malah meronta menggeliat penuh
Selangit nikmat
Ketika separuh lobang lengket satu-satunya hadiah milikmu
Tersumbat tongkat yang warna cokelat
Juga satu-satunya hadiah milikku

Malam pertama seusai perkawinan siang
Aku ingin ejakulasi seratus kali lagi
Menikmati hidup dan tak ingin mati
Setelah sah engkau –
                                    Jadi milikku

                        10-04-2010
                        Ruang gela p  

RUMAH CINTA

Sejauh tajuk aku berpeluk
Mengitari taman bunga didadamu
Lalu aku pulang kerumah cinta
Bersama rindu

                        15-04-2010
                        Lubangsa.

SEPIKU YANG KESEKIAN

Seperti biasa berulang
Aku duduk telanjang mengenangmu
Dikursi alam

Hangat air mata tumpah
Membanjiri rumah laut
Entah siapa yang akan memakan sepi
Jam ruang yang tak berisi

Ingin kulipat malam
Lalu kubentangkan kalender sunyi
Diatas arloji diatas hari-hari kesepian
Mengenangmu
                       
                        15-04-2010
                        Lubangsa.

KOLAM PUISI


MALAM SETAPAK SUNYI

Malam setapak sunyi, sesunyi gela p pada matamu
Dari arah derana hanya terdengar lagu
Tahlil menggema
Mencairkan malam sedetik waktu
Sejenak aku berdiam di ruang matamu
Melanggamkan lagu rindu…

Air mata
Getah batu
Ombak
Laut
Cadas
Karang
Angin
Gelisah langit

: hancur seketika –
                        Bersama itu

                        06-04-2010
                        Guluk-guluk
SEHABIS BATAS MUSIM

Sampai beku musim penghujan ini
Serupa deras senyum kemarau melintas
Pada gugurnya kekeringan siang sempat kutulis
Sebaris sajak tak pernah tuntas
Berupa rindu yang tak bermusim

Sampai langit-limit menggirng mendung
Aku akan tetap merantau mengelana 
Lautan pulau-pulau luka
Tempat Yusuf dan Zulaiha bertapa
Menggalang lara

Seperti biasa aku kembali menagih hujan
Di tanah rentang kemaraumu
Selama hutan di tengah ladang dadaku
Tetap berbuah sebidang rindu

: Dan sungai-sungai kering itu
Masih mengalir keteluk Nil dimensimu

                        05-04-2010
                        Lubangsa   

ANGIN SIANG PEMBAWA KABAR

Tiba-tiba sing berubah api
Semula segar seperti sepoi
Lirih merintih dari hati kehati
Daun-daunmu melambai
Laksana sebidik sampan terkepak badai
Seketika angin siang pembawa kabar
Meluruhkan kenangan akbar
Melempar tubuhku pada sesaka bisu

Aku tak kuasa menebar kata
Sebab engkau telah dustai cinta
Sesekali kuputar bayang kesudut ruang  
Tempat engkau aku dulu berkabung
Sebelum kenangan terbakar siang
Jadi arang

                        05-04-2010
                        Gilingan

SEPARUH MALAM SYA’BAN 00.00 WIB

Kutemukan tubuhmu
Sedang berbaring di atas bulan

                        07-04-2010
                        Kirtase’

KOLAM PUISI

HEROIN

Kau membunuh” hatiku”
Ketika bocah-bocah bugil
Sibuk melempar batu

02-04-2010
Jadung

SAMUDERA DO’A

Setelah berabad-abad kubabat biru langit
Merajam hujan pada persaksian kelam,
-         hunjam
Tujuh Nabi bertasbih atas lukaku dan sedih
Menisbatkan gumam do’a sepenghujung siang

Dalam do’a
Aku telah pasrah pada cinta
Karena ia adalah ruh kehidupan sekaligus kematian
Dan engkau sebagai tempat aku memendam nafsu
Telah terjungkal berkubur kegelembung waktu

Kini aku mendengungkan mimpi
Di atas niat suci
Membubarkan lumur dosa
Lewat Satu yang kupinta “tuhan mengapura”

Semoga….

            30-03-2010
Kamar tangis



BAIAT KAU-AKU
/1/
-maha terkasih

Aku akan berhenti merindukanmu
Jika langit meruntuhkan
Matahari di hatiku

/2/
-bulan pun terbakar
 ;Lalu  sirna bersama segudang cinta


20-01-2010
Kamar hijau
Menjelang Tidur

BELANTARA MUSAFIR LUKA

Siang pecah tiba-tiba
Menghempas semesta dan danau toba
Serupa angin melepas gemuruh tarian rindu
Mengubah abjad Lam runtuh pada bibirmu

Siang pecah tiba-tiba
Cahaya merobek mendung
Di antara kegelapan malam tak berujung kepalsuan
Sepasang bidadari bugil melempar pandang kearah tatapan
Aku mencaba curi-sari sebidang senyum hilang             
kemarin di waktu luka

Siang pecah tiba-tiba
Tanahku bengkak malammu retak kita belajar berkurung sepi
Meng-Qarib nyanyian sunyi melacuri imaji
Lumpur-lumpur pada nganga luka
Pada renta pasir yang nyaris terlupa
Semua berjejal bersama

Disini “aku ingin jadi penyair ” tapi tak ada kata-kata
Semua kering menguning bersama engkau
Setelah aku tak mampu menyulig kemarau
dengan airmata
Dan gugur belantara musafir luka
           
                        06-04-2010
                        Jadung

KOLAM PUISI


NARASI NION

Pada gelap yang maghrib
Getar daun palma susut pada telapak musim
Membentuk narasi nion
Dan selembar bayang  entah rautmukah
Menyamar samar dibalik dhamar mataku
Pada tatapan kosong makin mendekat
Sedekap erat sepeluk gincu
Aku meronta hingga asap nafas sesak
Seketika selembar bayang itu menjauh
Dan namamu pun  makin gelap untuk kuucap
: kekasih !

04-02-2010
Sumenep

SPEKULASI MALAM
      - :maha rindu

( engkau telah lama menjelma buronan sepi
Dan hampir sempurna meracik malam dengan
Tungku api )

Andai bisa kukerat separuh malam kesunyianmu
Mungkin bintang tidak usah menukas bulan
Jadi purnama
Sebab cahaya yang menyambalewa telah sempurna
Menyerupai bayangan lain

( diantara dedak lumpur berkilas batu
Serupa kembang di layarkan kearah sunyi
Lalu kau cakar perasaanku dengan imaji rindu)

Kelopak pipimu yang lesung itu
Tak henti-henti mengalir madu
Melepas rambatnya hingga usai dahaga jiwa
Dan sepasang elang matamu adalah persaksian
Bagi kesucian cinta;
Serta pada diam sajak-sajakku
Setelah lama kita menjelma buronan sepi
Melukis malam dengan kembang api

            04-03-2010
            Guluk guluk

SEUSAI JALAN-JALAN DI PASIR PUTIH

Senyummu sungguh mampu
Membelah mendung didadaku
Menyalakan bebintang dan nion sketsa hitam
Hingga hujan tidak akan lagi turun
Membasahi ladang mata

Kerudung putih yang kau pakai
Adalah kelambu musim bagi gigil bugil
Para pujangga cinta
Pemburu ingin sekali erat memeluk tulang punggunnya
Menggumamkan rindu sepengdingin hujan

Seperti kemarin tentang malam
Aku sering mengigau memburu kata yang rahasia
Lewat matamu, hidung, lengan, dan tulang bibirmu
Hingga seluruh bulu tubuhmu adalah huruf abjad
Kurangkai menjadi kalimat syahadad
Menjadi prasati bisu dalam batu zabarjad

Meski entah sekarang aku lupa mengejanya,!
Aku lupa engkau kemana….

29-03-2010
Guluk guluk

KOLAM PUISI


FRAGMENTASI HUJAN DIATAS CIUMAN

Aku ingin meraba malam
Setajam hujan menggali lehermu
Memutar mimpi dan sepi yang kian menipis

Aku ingin merangkak
Selarat ombak berpijak
Membunuh sisah matahari
Hingga  sepasang bintang pulang
Keperaduan malam
Membuka kenagan tanggal
Siang pun hilang tampa pekabar waktu
Pada kalender lusuh permata rindu
Aku kembali mengejar kenangan sampai kematian
Benar-benar kuyup pada tangkai embun
-         antara aku
dan engkau pun semakin lengang
untuk kurindukan lagi
setelah hujan tangis
jatuh diatas ciuman

25-02-2010
Guluk-guluk

NIAT SUCI MEMBAKAR KERINDUAN
            -untukmu maha Dewi

Pertama aku
Memasuki kota halaman rumahmu
Adalah niat suci membakar kerinduan
Yang gagal jadi pelukan

Selanjutnya…
Menatap tajam silet lurus metamu
serat bulan susut pada telapak musim
Sedang bintang kedinginan pagan selimut
Alam beringsut kemulut laut

Sedangkan aku hanya terkulai dengan diam
Menghitung berat-lubang lampat
Dan pada akhirnya
; aku kehilangan alamat

27-02-2010
Jadung mania

ISYARAT DIAM

Pagi mengepul seasap kopi, di kaki matahari
Katakata membusuk tanah bengkak
Membesuk tubuh lues cempaka
Diam tampa terpaan angina
Ya, bunga itu diam pagi sekali
Sepagi diamku melukis putik senyummu
Pada skertsa buram
Sisah semalam tak usai kuselam 
Sebab laut rindu terlalu dalam untuk direnangi
Meski kematian adalah sebatas pengorbanan
Tak lebih dari itu
:cukup kesetian
Kau dan aku

02-12-2009
Guluk guluk

Kamis, 14 April 2011

KOLAM PUISI


MELUKIS NAMAMU

Aku ingin melukis namamu, kekasih
Dengan setetes airmata
Agar bulan milikku
Dihatimu tidak terbakar
Dan kau selamanya
Tetap menjadi penghuni surga
Se-amsal setia kembang pada tatapan  kumbang
Sebenarnya lebih dari itu, kekasih
Aku masih ingin melukis lagi namamu
Pada trotoar jalanan disetiap derap langkah
Dilembar-lembar dedaunan pada diary hijau
Dan pada segala diam bagi kesunyian puisi
Hingga putih purnama masih menyala
Dan tetap utuh dilangit hatiku–hatimu
karena aku telah berhasil membakar segala kesunyian
meski hanya sebatas melukis namamu
dengan tetes hujan kerinduan
Dan kini, kekasih  
kita samasama menyusuri jejak waktu
mengejar pendar saban matahari
meniti-nata cinta dan memulai
rindu  baru

08-01-2010
guluk-guluk

CLBK

Rembulan bersinar lagi
Ketika separuh kemala;
Hampir tenggelam di jam-jam sunyi

04-12-2009
guluk-guluk

PURNAMA 1

Tatapanmu adalah pintu sorga dunia
Bolehkah aku…
Jadi kunci kontolnya ?  

            10-03-2010
            Guluk-guluk

AKULAH AIR MATA LANGIT

Aku adalah seperti juga bara api
Yang terbakar oleh perasaan lautan
Ketika bukit-bukit karang menghancurkan batu
Dan melempar aku dalam kemala hatimu
Yang bernama cadas “kerinduan”
                                                                                           
Aku hilau dilindap halimbubu
Kancap luka, serta jibun air mata
Melinang sepanjang terowongan waktu
Hidupku sangsai melanglang buana
Melngkah tampa arah
Melintasi sabana

17-03-2010
            Kamar Penantian

AKULAH MALAIKAT CINTA

Akulah malaikat cinta
Datang dari negeri hampa
Mengendarai senyuman dan air mata
Dimana ketika kata-kata rindu
Menjadi bisikan bisu dalam mulut alam
Nyanyian-nyanyian angin nafasku
Berubah kesunyian yang mencekam

Akulah malaikat cinta
Yang setia merangkai kisah, membangun kuil para dewa pecinta
Diantara reruntuhan langit dan pecah matahari
Tentang roh laut yang menyalakan bara api
Aku serupa getir petir bergetar; kedinginan
-         dihadapan tubuh angin
menunggu pagi membuka kerudung layu
dari kerling matamu
kemudian kukalungkan pada bulan,
pada purnama yang brsinar terang dipundakku 

akulah malaikat cinta
datang dari negeri hampa tuk mengajarkan kasih sayang, kesetiaan
rahasia rahasia air merta jiwa,serta kematian;
dan seluruhnya utuh kepadamu

24-03-2010
Guluk guluk


MORNING DI PASAR CANDI

Janur kuning jumpalitan di udara
Angin berkesiur mengelus pasir
Bergerak laju cepat menyesiri lorongan lombang
Mengapungkan sampan-sampan kecil
Dari selat alis, matamu laut

“ya, matamu arus laut, aku ingin berlayar pandang
Menuju samudera indah cintamu”
Mengendarai kasih sayang perahu kesetiaan
Di tangan kanankiriku, bulan dan matahari bekecupan
Kawanan burung berlarian terbang membelah awan
Kemudian masuk kererimbun sejuk rambutmu

Angin – ingin sekali diam melamar pagi
Sesekali cabut helai rerambutmu
Buat sarang burung di pohonan rindu
Agar laut tetap biru
Se-amsal dulu waktu pertama kita bertemu
Morning di pasar candi

18-02-2010