MALAM PERTAMA SEUSAI PERKAWINAN SIANG
Aku telah hijrah kelangit lain, kelangit kama rmu
Barangkali ruang terakhir bagi dunia kehidupan
Malam pertama seusai perkawinan siang
Nyala liln dan lampu kecil kau matikan dengan diam
Aroma parfum serta wewangi zaitun lainnya
Sisah dari siang yang dipakai menusuk ruang hidung
Menyalakn lampu-lampu nafsu
Dengan sengaja aku meraba batang tubuhmu
Penuh birahi
Benjolan sepasang tanah di ladang dadamu
Tak mampu kuratakan dengan cangkul palma ku
Namun engkau malah meronta menggeliat penuh
Selangit nikmat
Ketika separuh lobang lengket satu-satunya hadiah milikmu
Tersumbat tongkat yang warna cokelat
Juga satu-satunya hadiah milikku
Malam pertama seusai perkawinan siang
Aku ingin ejakulasi seratus kali lagi
Menikmati hidup dan tak ingin mati
Setelah sah engkau –
Jadi milikku
Ruang gela p
RUMAH CINTA
Sejauh tajuk aku berpeluk
Mengitari taman bunga didadamu
Lalu aku pulang kerumah cinta
Bersama rindu
Lubangsa.
SEPIKU YANG KESEKIAN
Seperti biasa berulang
Aku duduk telanjang mengenangmu
Dikursi alam
Hangat air mata tumpah
Membanjiri rumah laut
Entah siapa yang akan memakan sepi
Jam ruang yang tak berisi
Ingin kulipat malam
Lalu kubentangkan kalender sunyi
Diatas arloji diatas hari-hari kesepian
Mengenangmu
Lubangsa.
MALAM PERTEMUAN
/1/
Aku pergi ke pesta
Dengan tubuh yang paling sutra
/2/
Dibibirmu, aku ingin memakan bulan
Sampai habis batas musim.
Lubangsa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar